DAFTAR ISI
Pengantar
Barangkali bermanfaat.
Berikut ini contoh-contoh Teror Debt Collector karena masalah gagal bayar atau kredit macet.
Ini baru sebagian kecil. Masih banyak lagi. Akan dilakukan update secara berkala sesuai ketersediaan waktu terutama kapasitas website.
Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pelajaran supaya tidak terjadi pada kita semua.
Disajikan dalam 2 versi, yaitu versi tulisan yang bersumber dari percakapan via email dan versi tangkapan layar (screenshot) yang bersumber dari percakapan via Whatsapp. Dan berhubung kapsitas yang terbatas untuk versi tangkapan layar, maka hanya dibuatkan dalam beberapa contoh, selanjutnya dimasukkan dalam versi eBook.
*****
Davxxx
Selamat pagi,
Perkenalkan nama saya Davxxx, domisili di kota semarang.
Saya memiliki kartu kredit macet di bank mega yang sudah kira2 setahun macet dari pembayaran terakhir, dan belum bisa mengikuti syarat restrukturisasi kredit yang ditawarkan oleh bank mega karena masih terlalu berat.
Dan di bulan desember ini, pihak agency DC mulai mengganggu istri saya dengan menghubungi kantornya di semarang hingga HRD di jakarta. Jika menelpon saya sehari paling 3x, dan di saat saya tidak bisa menjawab atau tidak tahu ada panggilan. Tetapi menelpon istri saya bisa hingga 5x. Jika tidak terangkat bisa diulang hingga 3x.
Saya memohon bantuannya, cara apa yang bisa saya lakukan untuk menghentikan pihak DC ini.
Terima kasih
*****
Pexx
Siang pak pulo siregar, mohon maaf ganggu waktunya. Saya mau konsultasi, sekitar 15 tahun yang lalu saya pernah punya beberapa kartu kredit, limitnya tidak lebih dari 5jt masing2 kartu. Karena merasa sudah tidak sanggup bayar akhirnya saya minta bantuan kenalan teman saya, ktnya bisa bantu buat ngajuin keringanan pembayaran, tp semua kartu kredit saya yg lain juga harus diserahkan ke kenalan teman saya itu. Singkat cerita saya dengan bodohnya akhirnya menyerahkan semua kartu kredit saya. Dan setelah beberapa lama ada tagihan kartu kredit ke tempat kerja saya, ternyata limit kartu kredit saya yang lain yang masih ada ditarik oleh kenalan teman saya itu, dan saya dan teman saya juga lost kontak dengan orang itu. Dan sekarang setelah 15 tahun ada debt collector yang terus menelepon ke kantor adik2 saya yg di Jakarta, trus telepon ke bagian hrd adik saya, ke whatsapp orang yang sekantor dengan adik saya, yg adik saya jg tdk kenal dg orang itu. Ke sekolah tempat kerja adik saya yg satu lagi, ke kepseknya, ke rekan2 guru adik saya. Ke kantor suami saya, telepon ke whatsapp teman2 suami saya, ke kepala bagian divisi lain kantor suami saya. Apa yang harus saya lakukan pak, sementara dari tagihan itu disebutkan hutang saya 100jtan, pdhal seingat saya limit kartu kredit saya paling besar 5jt.
Dan untuk saat ini posisi saya hanya ibu rumah tangga, dan masalah kartu kredit ini terjadi sebelum saya menikah.
Gara2 diteror terus karir adik saya jd terancam, karir suami saya juga terancam.
Penghasilan dari kerja juga hanya cukup untuk makan. Mohon pencerahannya pak. Apa yg harus saya lakukan. Soalnya ini sudah menganggu ke pihak2 yang sama sekali tidak ada hubungannya, dan semua lewat telepon
*****
Suharxxxx
Selamat sore Bpk Pulo Siregar.
Salam kenal saya dgn Tono. Sebelumnya saya membaca artikel Bpk di Kompasiana dengan judul "Hutang Kartu Kredit Rp4 Juta Jadi Rp170 Juta, Bagaimana Menyelesaikannya dengan Bank? (Membantu Nasabah Menyelesaikan Masalahnya 27)".
Kebetulan saya punya masalah yang hampir sama. Sy punya pengalaman dgn kartu kredit BNI. Jd setelah beberapa tahun tidak ada tagihan, tiba-tiba ada tagihan dari bank BNI (penagih pihak debtcollector). Padahal sudah bertahun-tahun tdk ada tagihan masuk.
Pihak debtcollector setiap sy mnta billling penagihannya jg tdk mau ngasih, saya rasa ini kurang kooperatif. Lalu sy coba Tlfn ke BNI. Setelah Tlfn BNI ternyata data sy sdh tdk ada di bank BNI.
Pihak debtcollector jg melakukan penagihan bukan hanya ke saya. Bahkan melakukan penagihan dgn cara messenger lewat Facebook ke teman istri sy. Juga melakukan telfon ke nomor teman teman sy. Yang mana aturan ini setahu saya tidak dibenarkan.
Setahu sy Penagihan tunggakan nasabah hanya boleh dilakukan langsung kepada nasabah atau debitur yang terkait (atau pihak yang disepekati menjadi referensi), dan penagihan tidak boleh kepada keluarganya.
Bagaimana solusi menghadapi debtcollector semacam ini? Krn setiap diminta billing sbg dasar penagihan jg tdk mau ngasih. Dan ini sudah mengganggu saya.
Terima ksh.
****
Henxxx
Salam sejahtera,
Sebelumnya perkenalkan saya henxxx. Saya melihat artikel anda pada kompasiana 4 desember 2012. yang mana kebetulan barusan tiba2 saya ditagih lagi oleh debt collector yang mengaku dari bank mega untuk tagihan kartu kredit yang sudah sepuluh tahunan lalu sy tutup.
Kesalahan saya adalah saat itu (sekitar tahun 2008 atau 2009 jika tidak salah) saya menitipkan pembayaran negosiasi dengan debt kolektor langsung yang menagih sehingga surat lunas hanya berupa tulisan tangan dan sekarang sudah entah dimana.
ini yg kesekian kalinya dlm bbrp tahun terakhir ditagih lagi dengan nada ancaman, kasar dan meminta saya menunjukkan surat pelunasan tersebut yang jelas sudah entah kemana karena sudah sepuluh tahun lewat.
Saya ingin meminta pendapat dan bantuan bagaimana saya harus menghadapi hal seperti ini? karena saya merasa dipermainkan oleh pihak debt kolektor yang dengan semena2 memunculkan tagihan berikut bunganya yang berjibun.
Mohon bantuan arahannya..
Terima kasih
*****
Shexxx
Selamat malam Pak,
Perkenalkan nama saya Shexxx, dari Surabaya. Saya sudah membaca beberapa artikel Bapak di Kompasiana.com. Terus terang saya kagum dengan langkah Bapak yang memberikan bantuan/solusi bagi nasabah yang mengalami Kredit Macet seperti saya ini. Semoga ini menjadi amal kebaikan Bapak agar semakin sukses dan berkah kedepannya. Aamiin…
Terus terang Pak, semenjak pertengahan tahun 2018 kemarin kondisi keuangan kami terpuruk karena usaha suami jatuh sehingga hingga saat ini kami mengalami kredit macet.
Singkat cerita pertengahan tahun 2018 kami masih memiliki tagihan Kartu Kredit di Bank Mega yang tidak bisa kami lanjutkan pembayarannya karena kondisi ekonomi tersebut. Namun beberapa bulan berjalan tanpa ada pembayaran tersebut kami tidak didatangi oleh debt collector hingga awal desember ini tepatnya tgl 5 Desember 2019 ada email masuk mengatasnamakan dari Bank Mega, yang isinya menyuruh kami agar segera menyelesaikan tagihan dan mendatangi kantor Bank Mega terdekat pada tgl 10 desember 2019. Hingga akhirnya kami datang ke Bank Mega terdekat tepat pd tgl 10 Desember 2019 Jam 10.00an. Disitu kami menyampaikan kepada Customer Service perihal kedatangan kami. Akhirnya CS menghubungi pusat dan tidak lama kemudian kami di hubungi oleh seseorang mengaku dari Bank Mega bernama Suryansyah. Dari pembicaraan di telpon tsb kami sampaikan berkali-kali jika kami ingin menyelesaikan tanggungan tersebut oleh karena itu kami datang ke Bank Mega terdekat, Mas Suryansyah Mengatakan jika tagihan Kartu kredit kami Untuk Mega Visa sebesar Rp. 12.981.000,- & untuk Mega Metro Rp. 700.000,-. Dari situ kami mencoba minta d bantu keringanan dengan sistem pembayaran diangsur dan sebisa mungkin diberi potongan. Mas Suryansyah mengatakan akan dicoba ajukan dan akan menghubungi kembali.
Namun setelah kita tunggu 2 hari kemudian ternyata ada yg menghubungi kembali mengaku dari Bank Mega Kuningan bernama Putri. Namun alangkah kagetnya saat Putri ini menyampaikan nilai tagihan saya tidak sesuai dan jauh dari apa yang disampaikn Mas Suryansyah sebelumnya dan memberikan opsi untuk dibayar 5x jika di angsur dan akan dibantu potongan jika langsung dilunasi. Hingga akhirnya saya minta cek kembali dan setelah beberapa kali konfirmasi akhirnya dia bilang nilainya sesuai data tertanggal 30 Maret 2018 tagihan Rp. 12.981.000,-, padahal akhir april & mei 2018 saya ada pembayaran total Rp. 1.000.000,- (bukti foto struk tersimpan). Hingga akhirnya dia bilang tinggal dikurangi saja nominalnya sehingga jadi Rp. 11.981.000,-.
Akhirnya saya mengajukan permohonan keringanan/diskon di angka Rp. 8 juta dan diangsur selama 5x/bulan sehingga Rp. 1.600.000/bln sesuai yang dia sampaikan diawal (meski ini sebenarnya juga sangat berat bagi kami karena tidak ada opsi lagi yang ditawarkan kepada kami yang meringankan kami). Setelah saya tunggu akhirnya kemarin tgl 16 Des 2019 jam 10.00an dia WA bilang jika tidak bisa alias ditolak permohonan saya tersebut & dia bilang bisa membantu utk metode angsuran dengan total tagihan menjadi Rp. 13.000.000,- dan diangsur 3x. (padahal menurut info sebelumnya tagihan saya Rp. 11.981.000,- dan diawal dia juga menyampaikan jika diangsur hanya bisa 5x). Hingga email ini saya buat saya Belum Merespon kembali atas penawaran yang dia berikan.
Dan yang bikin saya heran siang ini tgl 17 Des 2019 jam 13.00an tadi saya mendapat WA dari nomor yang tidak dikenal hanya mengirim file dalam bentuk PDF yang isinya somasi dari kantor pengacara agar saya hari kamis datang ke bank mega terdekat untuk segera menyelesaikan tagihan ini.
Berkenaan dengan permasalahan yang saya hadapi :
- Bisakah saya mengetahui tagihan hutang saya sebenarnya ? mengingat saya sudah tidak mendapatkan lembar tagihan lagi dan juga penjelasan dari kedua orang dari pihak bank yang tidak singkron membuat saya ragu.
- Besar harapan saya Bapak berkenan membantu permasalahan saya ini dengan membantu bernegosiasi dengan pihak Bank Mega supaya tagihan saya tersebut di reschedule atau cicilan dengan bunga ringan dengan tenor minimal 1-2 tahun tergantung dari hutang pokok saya sebenarnya dan apakah bisa dibantu juga untuk mendapat keringanan/diskon atas tagihan hutang saya ?
- Atau mungkin ada opsi penawaran lainnya yang meringankan kami ?
- Kemudian kira2 maaf berapa biaya untuk hal tersebut diatas ?
- Apakah saya bisa menghubungi via WA atau yang lain ?
- Terkait dengan somasi tersebut apakah saya perlu mendatangi Bank Mega terdekat ? mengingat tgl 10 Des 2019 kemarin sya sudah mendatangi dan sedang taraf negosiasi yang belum ada titik temu. Yang menjadi kekhawatiran saya nanti dilempar sana-sini dengan info yang tidak memuaskan.
Besar harapan kami Bapak berkenan membantu permasalahan yang sedang saya hadapi. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
*****
Radxx
Selamat siang,
Saya punya tagihan kartu kredit yang sudah macet, saya juga sudah bayar separuh dr tagihan kartu kredit tersebut sesuai kemampuan saya, namun setiap hari saya terus"an diteror dengan telepon penagihan bahkan telfon ke kantor saya dan memaki teman" saya. bahkan saya juga mendapat sms ancaman jikalau tidak segera membayar pelunasan tersebut nama saya akan dimasukkan ke daftar nama hitam seluruh bank dan rekening vank saya akan diblokir. Untuk saat ini saya masih belum bisa melunasi separuh tagihan yang saya miliki tersebut namun saya hanya bisa bayar dengan cicilan semampu saya. Mohon solusinya untuk masalah saya ini agar para debt collector mengerti dan tidak terus"an meneror saya dan teman" di tempat saya bekerja. Mohon bantuan untuk solusinya Pak Pulo Siregar .
Terima kasih.
*****
Wulxx
Saya memiliki hutang personal loan bank DBS sebesar kurleb 8 juta. Total hutang personal loan 60 juta jangka 36 bln per bln 2.800.000. Tp saya mengalami kesulitan di bulan 34 sehingga akhirnya tagihan plus bunga jd 8,9 jutaan. Disamping itu saya punya tagihan kk DBS sebesar 8 jutaan. Tp, saat ini saya mengalami kesulitan keuangan. Menurut keterangan yg tercetak di surat pemberitahuan saya nunggak 5 bln. Memang saya pernah telat 2 bln tdk membayar dan selanjutnya yg saya bayar sesuai kemampuan saya. Alhasil debt collector bank DBS meneror saya di rumah, kantor baik pagi, siang dan malam dgn nomer telp yg berbeda2. Saya mempunyai itikad baik utk membayar, tapi setiap mengangkat telp dari debt collector yg saya dapatkan makian, cacian meskipun itu cuma telat 1 hari. Bahkan mereka memarahi, Mengintimidasi dan Mengancam teman -teman di kantor bahkan mencemarkan nama saya dgn kata2 yg tidak pantas. Apa yang harus saya lakukan. Karena mereka membuka program dgn potongan 500 ribu dan harus dibayar lunas. Sedangkan, kondisi keuangan saya saat ini sedang terpuruk. Mohon bantuannya atau solusi untuk permasalahan ini, karena saya mengalami tekanan batin. Hidup saya menjadi kacau gara2 teror yg dilakukan debt collector. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
*****
Versi Tangkapan Layar
***
***
***
***